A. Sistem Pencernaan Burung
Pada prinsipnya sistem pencernaan burung dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Sistem Pencernaan Secara Mekanis
Secara Mekanis dirongga mulut bahan pakan didorong secara mekanis oleh lidah menuju kerongkongan (oesophagus) disini bahan pakan tersebut menuju tembolok, selanjutnya didorong menuju empedal dan didalam empedal (ampela) bahan makanan mengalami proses pengecilan partikel secara mekanis agar luas permukaan serapannya menjadi lebih luas atau lebar dan enzim pencernaan dapat melakukan penetrasi lebih dalam.
2. Sistem Pencernaan Secara Enzimatis
Kelenjar yang banyak didalam tubuh burung mempu mencerna pakan secara enzimatis, di dalam rongga mulut bahan makanan dicerna oleh amilase ptyalin untuk mengubah pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Di dalam lambung, pakan yang dalam proses pencernaan (ingesta) diasamkan oleh keberadaan asam khlorida (HCI) atau asam lambung. Asam ini sangat penting untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin yang sangat dibutuhkan untuk mencerna protein menjadi pepton (senyawa protein yang lebih sederhana) sehingga dapat diserap oleh usus halus.
Kemudian ingesta didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat pangkreas yang menghasilkan beberapa enzim seperti amilase dan lipase. Amilase untuk mencerna pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Lipase penting untuk mencerna lemak menjadi asam lemak yang akan diserap oleh usus halus. Kemudian mengalami absorbsi nutrien dalam usus halus , ingesta selanjutnya didorong menuju usus besar dan disini sedikit mengalami absorbsi nutrien.
3. Sistem Pencernaan Secara Biologis
Sumber: http://numbat.murdoch.edu.au/Anatomy/avian/fig4.1.GIF
Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga proses pencernaan ini kemudian disebut pencernaan secara mikro-biologis. Proses pencernaan secara mikro-biologis terjadi ketika ingesta tertahan didalam usus besar, seperti sekum dan usus besar. Pada Unggas khususnya ayam, guna meningkatkan efektifitas pencernaan secara biologis ini maka pada saat sekarang dikembangkan berbagai macam produk probiotik maupun prebiotik (pakan mikroba) yang tujuannya untuk memperbanyak jumlah mikroorganisme yang menguntungkan didalam saluran pencernaan. Mikroba ini sekaligus mendesak keberadaan mikroba patogen yang dapat merugikan derajat kesehatan unggas. Namun tampaknya pada burung hal ini belum terlalu berkembang.
B. Proses Pencernaan Oleh Saluran Pencernaan
1. Proses didalam rongga mulut
Di dalam rongga mulut, pakan dicampur dengan air ludah dan enzim air ludah (Saliva).Air ludah ini berfungsi sebagai bahan lubrikasi, air ludah juga berfungsi sebagai enzim dalam proses pencernaan secara enzimatis.
Komposisi air ludah didominasi oleh air yang mengandung 99,00 % air dan 1% campuran mucin, mineral dan a-amilase. Amilase Saliva mencerna pati (amilum) dan polisakarida sejenis serta dapat aktif hingga ujung oesophagus.
2. Proses didalam tembolok (Crop)
Tembolok (crop) terdapat didalam tenggorokan bagian akhir, Tenggorokan merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Dibagian ini pakan tidak mengalami proses pencernaan apapun. Pakan hanya melewati saluran ini saja. Pakan dapat lewat dan melalui bagian ini dengan lancar karena 2 hal yaitu : peristiwa peristaltis dinding saluran oesophagus serta gaya gravitasi bumi yang membantu menarik pakan masuk menuju organ pencernaan berikutnya. Ketika pakan memasuki rongga mulut, pakan dapat masuk ke tenggorokan dengan bantuan lidah kaku yang terdapat pada pangkal (bagian belakang) rongga mulut tersebut.
Tembolok adalah pelebaran oesophagus (tenggorokan). Organ ini merupakan tempat penampungan, penimbunan, pelunakan dan penyimpanan pakan yang masuk untuk sementara waktu. Dibagian ini pakan yang dikumpulkan ditampung dan ditimbun sebanyak mungkin dan selanjutnya mengalami proses perendaman oleh pengaruh cairan yang disekresikan atau dikeluarkan oleh dinding tembolok sehingga menjadi lebih lunak.
Pelunakan ini sangat penting untuk memudahkan proses pembongkaran fisik pakan dan memudahkan enzim pencernaan melakukan penetrasi kedalam pakan. Bagi burung, tembolok merupakan organ yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Kontrol ini pada burung diatur oleh 2 hal yaitu kontrol fisik dan kontrol khemis. Secara fisik, burung akan merasa lapar bila tembolok kosong dan sebaliknya jika penuh akan merasa kenyang. Secara khemis rasa lapar dipengaruhi oleh kadar gula (glukosa) dalam darah. Apabila kadar glukosa darah turun hingga dibawah ambang batas lapar, burung akan mulai merasa lapar, jika burung mulai makan, kadar glukosa naik hingga mencapai ambang batas kenyang, burung akan merasa nyaman dan menghentikan aktivitas makannya (karena merasa kenyang). Proses ini terjadi secara alamiah sebagai hadiah Allah Yang Maha Kuasa bagi makhluk-Nya.
Pada pagi hari, tembolok burung kosong dan burung merasa lapar. Apabila burung makan, pakan akan langsung dilewatkan dari oesophagus menuju proventrikulus tanpa masuk tembolok terlebih dahulu. Apabila burung makan terus, pakan yang antri dicerna akan tertahan dan transit terlebih dahulu ditembolok. Apabila tembolok telah penuh, burung piaraan akan merasa kenyang secara fisik. Burung akan segera berhenti makan meskipun sebenarnya kebutuhan energinya belum terpenuhi. Apabila pakan yang dikonsumsi mengandung energi tinggi maka apabila kebutuhan energinya telah terpenuhi, burung akan merasa kenyang secara khemis. Burung akan segera berhenti makan meskipun temboloknya belum penuh terisi pakan.
3. Proses didalam Proventrikulus
Lambung (Proventrikulus) yang asam karena pengaruh asam lambung (HCI) akan menghentikan aktivitas enzim amilase saliva. Tingkat keasaman (pH) pada organ ini berkisar pada 2,0 yang masuk dalam kriteria sangat asam.
Enzim yang aktif pada proventrikulus adalah pepsin dan renin. Selain kedua enzim tersebut, diproventrikulus juga disekresikan cairan yang mengandung air, garam an organik, pepsinogen dan lipase. Pepsinogen melakukan pencernaan protein secara tidak langsung. Lipase lambung melakukan pencernaan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Di dalam proventrikulus tidak terjadi pencernaan karbohidrat secara spesifik.
4. Proses didalam Ampela (Gizzard)
Proses pelumatan pakan didalam gizzard dibantu oleh grit. Grit umumnya berupa kerikil/batu kecil, pecahan kaca, remukan kerang, dll. Grit ini membantu gizzard dalam melumatkan pakan menjadi partikel - partikel lebih kecil agar permukaan pakan lebih luas dalam menerima penetrasi enzim - enzim pencernaan.
Proses pelumatan pakan ini sangat penting dalam proses pencernaan pakan. Semakin banyak bagian pakan yang terkena penetrasi enzim pencernaan maka semakin besar kesempatan nutrien dalam (ingesta) pakan tercerna menjadi nutrien - nutrien yang siap diserap dan dipergunakan dalam proses metabolisme.
5. Proses didalam usus halus
Usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan ileum. Duodenum merupakan tempat utama absorbsi nutrien pakan yang telah tercerna. Absorbsi nutrien oleh duodenum ini dibantu oleh sekresi 4 cairan, yaitu cairan duodenum, cairan empedu, cairan pankreas dan cairan usus. Fungsi usus adalah melindungi dinding duodenum dari pengaruh suasana asam dari lambung (proventrikulus).
Cairan (garam) empedu dihasilkan oleh hati, cairan ini mengandung asam empedu dan zat warna empedu (K+ dan Na+) adalah mengemulsikan lemak, mengaktifkan fungsi lipase pankreas serta menstabilkan emulsi dengan cara menghidrolisis lemak (menjadi asam lemak dan glisero).
6. Proses didalam usus besar
Didalam usus besar masih terdapat substansi pakan yang belum / tidak tercerna dan tidak terabsorbsi oleh usus halus, seperti selulosa dan hemiselulosa. Selulosa dan hemilulosa tidak terhidrolisis oleh enzim apapun yang dihasilkan burung.
7. Proses didalam sekum dan Kolon
Didalam sekum dan kolon terdapat kegiatan jasad renik, seperti bakteri proteolitik dengan fungsi utama mencerna protein - protein yang belum tercerna di usus halus seperti skatole, indole, fenol, asam - asam lemak, H2S, asam - asam amino dll.
Selain pencernaan protein tahap kedua tersebut diatas, didalam sekum juga terjadi proses hidrolisis selulosa dan hemiselulosa secara sangat terbatas. Selain itu jasad renik yang terdapat pada sekum juga mensintesis vitamin B (sebagian kecil diabsorbsi). Sintesis vitamin B ini seakan tidak terlalu penting lagi karena setelah sekum tidak terdapat lagi organ yang secara signifikan mengabsorbsi nutrien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar